Keracunan jengkol adalah kondisi yang disebabkan oleh konsumsi jengkol yang tidak diolah dengan baik. Jengkol yang tidak diolah dengan baik dapat mengandung bahan kimia berbahaya yang disebut cyanogenic glucosides, yang dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Berikut ini adalah 10 gejala keracunan jengkol dan cara untuk mengatasinya.

Keracunan jengkol atau kejengkolan bisa terjadi ketika makanan ini dikonsumsi secara berlebihan. Gejala keracunan jengkol biasanya muncul 2–6 jam setelah mengonsumsinya dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Untuk mengatasi keracunan jengkol, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Konsumsi jengkol sering kali meninggalkan bau mulut dan bau menyengat pada urine. Meski begitu, makanan ini tetap menjadi salah satu makanan yang disukai oleh sebagian orang, terutama masyarakat Indonesia. Jengkol juga mengandung beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.

Namun, mengonsumsi jengkol dalam jumlah banyak dan jangka panjang bisa menimbulkan efek toksik. Kondisi yang disebut keracunan jengkol atau kejengkolan ini terjadi karena jengkol secara alami mengandung asam jengkolat yang tinggi.

Apabila jumlahnya terlalu banyak atau cara pengolahannya tidak tepat, asam jengkolat dapat mengendap dan membentuk kristal tajam di ginjal atau saluran kemih. Inilah yang membuat gejala keracunan jengkol bisa terlihat mirip dengan gejala batu ginjal atau batu kandung kemih.

Kenali Gejala Keracunan Jengkol

Ada beberapa gejala keracunan jengkol yang umum terjadi, yaitu:

  1. Nyeri di perut atau panggul

Pengendapan asam jengkolat yang membentuk kristal di ginjal atau kandung kemih bisa menimbulkan nyeri hebat di perut atau sekitar panggul. Nyeri dapat terasa seperti ditusuk-tusuk dan melilit, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

  1. Mual dan muntah

Selain nyeri perut, keracunan jengkol juga bisa disertai dengan mual dan muntah. Kondisi ini bisa menjadi cara tubuh merespons rasa sakit yang parah di sekitar perut. Jika Anda mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi jengkol dalam jumlah banyak, segera hentikan konsumsinya.

  1. Nyeri saat buang air kecil

Kejengkolan juga ditandai dengan anyang-anyangan atau disebut juga disuria. Ini merupakan kondisi nyeri saat buang air kecil atau setelahnya.

Nyeri yang terjadi di awal buang air kecil bisa terjadi ketika kristal yang terbentuk dari asam jengkolat telah mengiritasi saluran kemih. Namun, apabila nyeri dirasakan setelahnya, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada kandung kemih.

  1. Urine berdarah

Tidak hanya menimbulkan nyeri saat buang air kecil, keracunan jengkol juga bisa menyebabkan hematuria atau urine berdarah. Gejala ini muncul ketika ginjal tidak bisa menyaring sel darah merah, sehingga sel ini ikut keluar bersama urine.

  1. Sulit buang air kecil

Sulit buang air kecil juga bisa menjadi tanda keracunan jengkol. Selain itu, volume urine yang keluar juga bisa menjadi lebih sedikit dari biasanya atau bahkan tidak keluar sama sekali.

6.Sakit kepala

Salah satu gejala keracunan jengkol yang paling umum adalah sakit kepala. Sakit kepala dapat disebabkan oleh bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam jengkol yang tidak diolah dengan baik. Untuk mengatasi sakit kepala, Anda dapat mengonsumsi obat sakit kepala seperti ibuprofen atau paracetamol. Anda juga dapat mengambil jeda dan istirahat sejenak untuk meredakan sakit kepala.

7.Pusing Pusing adalah

Gejala lain yang dapat muncul saat keracunan jengkol. Pusing dapat disebabkan oleh konsentrasi yang tinggi dari bahan kimia berbahaya dalam darah Anda. Untuk mengatasi pusing, Anda dapat mengambil jeda dan istirahat sejenak. Anda juga dapat mengonsumsi obat pusing seperti meclizine atau dimenhidrinat.

8.Mual dan muntah

Mual dan muntah adalah gejala lain yang dapat muncul saat keracunan jengkol. Mual dan muntah dapat disebabkan oleh keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dalam jengkol. Untuk mengatasi mual dan muntah, Anda dapat mengonsumsi obat anti-mual seperti dimenhydrinate atau ondansetron. Anda juga dapat mencoba untuk tidak makan atau minum sampai gejala ini mereda.

9.Diare Diare

Gejala lain yang dapat muncul saat keracunan jengkol. Diare dapat disebabkan oleh keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia berbahaya dalam jengkol. Untuk mengatasi diare, Anda dapat mengonsumsi obat anti-diare seperti loperamide atau diphenoxylate. Anda juga dapat mencoba untuk mengonsumsi makanan yang lebih ringan dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan diare seperti makanan yang berminyak atau makanan yang diolah. Juga penting untuk tetap cukup minum air putih untuk mencegah dehidrasi.

10.Kejang Kejang

Gejala keracunan jengkol yang serius dan harus segera ditangani. Kejang dapat disebabkan oleh konsentrasi tinggi dari bahan kimia berbahaya dalam darah Anda. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kejang, segera carilah bantuan medis.

Cara Mencegah dan Mengatasi Keracunan Jengkol

Jika Anda mengalami gejala keracunan jengkol, pertolongan pertama yang perlu dilakukan adalah minum air putih yang banyak hingga gejalanya mereda. Ini penting untuk membantu pengeluaran kristal asam jengkolat bersamaan dengan urine. Jadi, jangan menahan keinginan untuk berkemih.

Pada kasus yang parah, keracunan jengkol atau kejengkolan bisa menyebabkan gagal ginjal. Menurut beberapa penelitian, kejengkolan bahkan salah satu penyebab umum gagal ginjal akut yang terjadi di Asia Tenggara.

Untuk meminimalkan risiko kejengkolan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

Rebus jengkol terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya untuk melarutkan asam jengkolat.

Hindari konsumsi jengkol secara berlebihan dan dalam jangka panjang, terutama bagi orang yang menderita gangguan ginjal.

Hindari konsumsi jengkol saat perut kosong atau bersamaan dengan makanan atau minuman lain yang bersifat asam.

Jengkol adalah makanan yang umumnya aman dikonsumsi, asalkan Anda mengolahnya dengan tepat dan tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

Jika Anda mengalami beberapa gejala keracunan jengkol setelah mengonsumsinya dan tidak kunjung membaik dengan minum air putih yang banyak, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

 

 

By Pakdhul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *