Dalam ekonomi versi keluarga, ada dua jenis keadaan ekonominya, Yaitu ekonomi bust, dan ekonomi boom. Kalau dalam sebuah keluarga, sumber pemasukan hanya dari suami yang sebagai pegawai, utang di warung banyak, rumah ngontrak, maka keluarga itu punya masalah atau sebut saja “economic bust”.
Ditambah lagi mereka ngredit rumah belum lunas, dan pendapatan hanya bergantung pada pegawai kantoran tadi, nekat kredit mobil. Jebol Lagi Lagi Keluarga tersebut. Bakal terbukti kata-kata “jatuh cinta pakai perasaan, mempertahankannya pakai penghasilan” dan tidak lama lagi bubar itu perasaan, mau di kasih makan apa keluarga, cinta perasaan doang ngak cukup.
Itu adalah contoh keluarga dengan ekonomi bust. Teori klasik dalam membangun ekonomi rumah tangga adalah menambah arus kas atau uang masuk. Kalau suami bekerja misalnya. Kemudian istri berbisnis warung. Hal ini membuat 1 rumah tangga memiliki 2 macam pendapatan.
Lalu, sang suami yang karyawan tersebut setiap akhir pekan mengajar bela diri silat. Sehingga menambah pendapatan suami menjadi 2 sumber pendapatan. Kemudian dana terkumpul, tanah untuk dibelikan ayam petelur.
Dimana anak-anak bisa membantu setiap hari merawat dan beternak. 2 penghasilan suami, 1 dari istri. 1 lagi dari usaha ayam petelur. Dan aset tanah buat kandang ayam yang bisa terus meningkatkan pendapatannya. Ini adalah sebuah rumah tangga dengan 5 macam pendapatan atau banyak aliran pendapatan.
Kalau ditambah, rumah yang ditinggali ada kamar lebih di pakai juga buat penginapan. Kemudian dipasarkan melalui AirBnB, maka keluarga ini benar-benar memanfaatkan setiap jengkal lahannya. Setiap centi asetnya.
Dan setiap sumber daya untuk bermanfaat sepenuhnya, mereka menjadi pemilik kemakmuran yang menopang. Ketika rezeki mereka bertambah, mereka membeli lahan dan membangun kos-kosan. Bulanannya dan aset tanahnya menghasilkan 2 pendapatan dari 1 aset.
Keluarga ini dalam keadaan banyak penghasilan, tidak bergabung pada satu keranjang. Mereka bisa terus investasi dan cepat terus menuju kemakmuran. Coba sekarang kita melihat diri kita pada saat ini. Kita coba meng-audit diri kita dan keluarga kita. Saya yakin setelah kita meng-audit singkat kita sudah bisa menentukan kita masuk kaum “bust” atau kaum “boom”.
Kita tidak perlu membahas berapa digit pemasukan kita, tidak perlukan. Saya hanya ingin memastikan, bahwa jika dengan jujur anda mengatakan anda “ekonomi bust”, maka saya katakan, anda bisa mengubahnya. Selamat menuju boom ekonomi, semoga rezeki Anda dilancarkan.
@Bosman Mardigu