Potensi usaha budidaya belut di Indonesia tergolong sangat baik. Ini karena 18 jenis belut di dunia, 8 di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, populasi belut di alam di Indonesia masih sangat besar. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Jepang atau Eropa, yang dikenal sebagai negara konsumen ikan terbesar berbentuk ular.

Sayangnya, peluang emas ini jarang dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di Indonesia. Memang, beberapa dari mereka mengejar usaha budidaya belut. Namun, tidak ada yang benar-benar menganggap serius produk budi daya mereka menjadi produk dengan nilai jual tinggi. Bahkan, jika Anda serius menjalankannya, ia memiliki potensi besar untuk keuntungan menggiurkan di belakang mengejar bisnis budidaya ikan belut.

Nilai jual ikan sidat sendiri cukup tinggi, untuk belut pada tahap pembibitan, yaitu belut yang masih memiliki tubuh jernih, harga jualnya adalah 3,5 juta per kg. 1 kg belut dalam fase ini berjumlah sekitar 5.000 hingga 6.000.

Jika Anda membudidayakan dan merawatnya sampai cukup besar, harga ikan ini juga akan semakin mahal. Untuk belut berukuran sedang, di mana 1 kg terdiri dari 30 hingga 50 ekor, dijual dengan harga Rp. 800 ribu per kg. Sedangkan untuk ukuran maksimum, yaitu 1 kg yang terdiri dari 2 hingga 3, itu dijual seharga Rp. 180 ribu per kg. Dengan mempertimbangkan data di atas, dengan prediksi kematian 10% dari fase semai, Anda bisa mendapatkan hingga Rp. 405 juta hingga Rp. 540 juta dari budidaya belut.

Belut juga dikenal sebagai bahan kuliner yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Kandungan Vitamin A dalam ikan adalah 45 kali lebih banyak dari susu sapi. Vitamin B1 dalam belut juga 25 kali lebih banyak dari susu sapi.

Selain itu, belut juga mengandung 1.337 mg / 100 gram DHA. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada DHA pada salmon yang hanya sebanyak 748mg / 100 gram. DHA sendiri merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan otak anak-anak. Dan, dewasa ini di mana orang tua sadar akan pentingnya kesehatan, tentu peluang ini bisa menjadi pasar baru untuk pemasaran produk budidaya belut.

Namun, tantangan dalam bisnis akuakultur ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai panen. Anda membutuhkan 11 bulan dari fase pembibitan ke fase dewasa di mana belut siap untuk dikonsumsi. Dan, dalam bisnis akuakultur, waktu yang lama ini tentu saja membawa risiko kematian yang cukup besar. Perawatan, pengetahuan dan keterampilan dalam memelihara ikan yang berbentuk seperti ular tentu sangat diperlukan untuk meminimalkan kerugian.

Meskipun ada tantangan yang cukup berat dalam bisnis budidaya belut, dalam hal modal, Anda tidak perlu menghabiskan terlalu banyak. Bahkan, bisa dikatakan bisnis ini tergolong bisnis yang bisa dimulai dengan modal kecil

Demikian ulasan singkat tentang keuntungan menggiurkan di belakang usaha budidaya ikan belut yang bisa disampaikan kali ini. Bagaimana, Anda tertarik menjalankannya? Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

By Pakdhul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *