Khalid ibn walid yang di juluki sebagai “pedangnya Allah”. Pahlawan super yang bisa mengalahkan musuh di medan perang dengan cepat, tanpa tanding. Kisahnya sungguh menakjubkan. Awal mula yang sangat membenci islam, bahkan ketika perang uhud, dialah yang melihat kelengahan kaum muslimin. Ketika kaum pemanah yang sudah di tugaskan oleh Rasulullah di atas bukit, Tidak boleh kemana-mana selama perang. Saat ini kita tidak membahas tentang kesalahan kaum muslimin di perang uhud. Kita sedang mem

Pada suatu hari khalid ibn walid duduk seorang diri. Dia membayangkan agama yang baru yang semakin meluas dan semakin banyak penikutnya. Ia berharap kepada Allah SWT agar memberikan pencerahan kepada hati agar bisa memahami agama islam.

Dalam hati dan pikirannya yang cerdas, mulailah bersarang keindahan islam. Dia yakin kalau nabi Muhammad adalah lelaki yang benar-benar lurus. Nabi utusan Allah zat yang maha agung.

Rasa rindu yang membuncah terhadap kebenaran membuat dia ingin segera bertemu lelaki agung, yaitu nabi Muhammad saw . perjalanannya dari mekah menuju Madinah, untuk menempati posisi kafilah kaum mukminin. “aku berharap mendapatkan teman , untuk membersamai-ku di perjalanan, maka aku bertemu dengan Utsman ibn thalhah. Aku katakana hal yang aku inginkan, maka dia menyambut gembira. Akhirnya kami pergi Bersama.

  Setelah sampai ditengah lapangan, kami pun bertemu Amr ibn ‘ash. Kami pun menyampaikan tujuan kepadanya , ternyata tujuan kami sama. Ingin masuk islam. Akhirnya kami pun Bersama sampai ke Madinah.

Khalid ibn walid yang di juluki sebagai “pedangnya Allah”. Pahlawan super yang bisa mengalahkan musuh di medan perang dengan cepat, tanpa tanding. Kisahnya sungguh menakjubkan. Awal mula yang sangat membenci islam, bahkan ketika perang uhud, dialah yang melihat kelengahan kaum muslimin. Ketika kaum pemanah yang sudah di tugaskan oleh Rasulullah di atas bukit, Tidak boleh kemana-mana selama perang. Saat ini kita tidak membahas tentang kesalahan kaum muslimin di perang uhud. Kita sedang masuk islam sekitar bulan safar 8 H. ketika khalid ibn walid mengucapkan dua kalimat syahadat. Rasulullah saw mengatakan “aku melihat engkau memiliki kecerdasan dan aku berharap tidak bisa mengalahkannya.”

Khalid ibn walid pun ber bai’at kepada Rasulullah saw dan berkata “ mohonkanlah ampunan saya atas segala yang telah saya lakukan, karena telah menahan dari jalan Allah swt” Rasulullah menjawab “sesungguhnya keislaman-mu telah menghapus semua dosa yang telah terjadi.”

Kisah hebat dari khalid ibn walid mendukung banyak. Tapi kita lebih fokus tentang kisah beliau saat perang mut’ah.

Perang ketika pertama masuk islam. Perang itu terjadi karena delegasi islam yang dikirim Gubernur bashrah, yaitu Syurahbil bin Amr. Namun kedatangan delegasi Harist bin Umair Bukan hanya di tolak oleh Syurahbil, tapi bunuh dengan kejam. Tentu saja tindakan ini memancing genderang perang di antara kedua belah pihak.

 Maka dari itu Rasurullah melihat kami mempersiapkan pasukan yang besar. sejumlah 3000 pasukan. “kenapa dibilang besar? karena saat itu jumlah kaum muslimin belum sebanyak orang-orang romawi

  Rasulullah saw menunjuk Zaid bin harist sebagai komandan perang. Rasulullah berpesan. “ apabila Zaid bin harist syahid maka penggantinya adalah Ja’far bin abu Thalib. Jika Ja’far syahid maka penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah. Jika syahid juga maka kaum muslimin harus memilih panglima perang sendiri di medan pertempuran.

Selain pesan di atas Rasulullah hjuga berpesan, utamakan perdamaian.

Berita itu sampai kepada Gubernur Basrah yaitu Syurahbill, maka dia akan menyiapkan pasukan 3 kali lipat dari pasukan kaum muslimin. Yaitu 100 ribu prajurit bangsa arab yang terdiri dari berbagai suku. Pasukan muslim yang mendengar jumlah pasukan yang sangat besar sempat cemas dan ragu.

Namun panglima perang Zaid bin Harist, semangat pasukannya. “wahai semua, demi Allah, apa yang tidak kalian sukai lebih dari itu. Yaitu mati syahid” kita melawan musuh bukan karena jumlah atau peralatan yang lebih hebat dari kita, tapi karena agama kita”

 Tepat pada jumadil awal tahun ke 8 H. dua pertemuan di Mut’ah. Sesuai perintah Rasulullah bendera perang yang di pegang oleh Zaid bin Harist, tapi tidak lama sebuah mata untuk menusuk tubuhnya. Selanjutnya bendera di pegang oleh Ja’far bin abu Thalib. Tidak lam Ja’far pun gugur menyusul zaid, setelah itu bendera perang di pegang oleh Abdullah bin Rawahah. Tapi Abdullah pun gugur.

 Seperti yang di pesan Rasulullah, kaum muslimin harus memilih panglimanya sendiri. Maka mereka memilih Khalid bin Walid sebagai penggantinya . kepemimpinan Khalid bin walid , mampu mengembalikan semangat pasukan muslimin yangsempat ter tekan.

Khalid bin walid yang sebelumnya adalah panglima perang kaum musyrikin mekah. Kecerdasan ide dan ketangkasannya dalam medan perang yang telah meninggal.

Kepemimpinan khlid bin walid di pertempuran mut’ah itu mampu menguasai medan perang. Khalid membuat strategi membagi dua pasukan muslim memjadi dua bagian. Ketika malam hari dua bagian pasukan tempat masing-masing. Dan saat pagi mereka menyerang bersama menjadi satu bagian Kembali.

 Serangan dari dua arah itu ternyata membuat musuh terkejut. Mereka mengira kaum muslimin mendapatkan bala bantuan. Sebelum mereka menyadari pasukan muslim mampu mengalahkan pasukan musuh.

melihat pasukan musuh mundur, Khalid bin walid tidak menyuruh pasukannya mengejar, jika mereka menyadari ini hanya sekedar taktik maka mereka akan menyerang dengan kekuatan penuh. Itu akan sangat merugikan pasukan muslim.

Khalid bin walid membawa pasukannya Kembali ke Madinah, mendengar banyak orang Madinah yang memandang sinis pasukan khalid bin walid. Mereka mengatakan jika pasukan menyerang diri dari medan perang.

 Mendengar itu Rasulullah berkata “mereka bukan orang yang dibeli dari medan perang, tapi mereka pulang dan akan Kembali ke medan perang”

Meski pertampuran ini di ceritakan sangat sengit namun banyak sumber mengatakan kalau korban dari pihak pasukan muslim hanya 12 orang, termasuk panglima perang Zaid bin Harist, Ja’far bin abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah

Pukulan mundurnya pasukan Romawi dalam perang mut’ah membuat kaisar Heraklius menjadi tertekan. Ia tidak menyangka bangsa arab bisa bertindak sejauh itu

Demikian lah sedikit kisah tentang “sang pedang Allah” khalid bin walid.

Semoga bermanfaat kisah ini

Allahualam

By Pakdhul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *