Menggapai Keberkahan “Berukut Sunah-Sunah Saat Bercinta Dengan Istri”
Islam menganggap pernikahan sebagai perjanjian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam agama ini, pernikahan dianggap sebagai cara untuk mencapai kesempurnaan jiwa dan menjaga kesucian hati. Seperti halnya dalam setiap aspek dalam kehidupan, dalam pernikahan pun, Islam mengajarkan adanya sunah-sunah yang harus diikuti oleh pasangan suami istri.
Tak hanya bertujuan untuk melepaskan syahwat dan memeroleh keturunan, berjimak juga bisa meningkatkan keharmonisan hubungan dalam rumah tangga.Dalam Islam, hubungan suami istri disebut dengan jimak. Suami istri yang melakukan hubungan intim dengan baik akan bernilai pahala.Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah yang paling utama adalah dengan membaca basmalah. Hubungan suami istri bukan sekedar kegiatan melepas syahwat saja. Namun merupakan ibadah yang melibatkan fisik sekaligus psikis.
Posisi Terbaik Saat Berhubungan Suami Istri Sesuai Sunnah
Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah dilakukan dengan berbagai gaya dan posisi selama tidak menyakiti salah satu pihak atau keduanya. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas berikut ini:
Umar datang menemui Rasulullah SAW dan berkata: “ Wahai Rasulullah SAW, binasalah aku.” Rasulullah bertanya: “ Apa yang membinasakanmu?”. Umar menjawab: “ Aku mengalihkan tungganganku tadi malam,” Rasulullah terdiam, diam tidak menjawab apapun. Kemudian turunlah ayat:
“ Istri-istrimu adalah laksana tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki.” (QS. Al Baqarah: 223).
Rasulullah SAW pun bersabda: “ Engkau boleh dari depan atau belakang tetapi jangan ke dubur dan saat haid.”
Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Kitab Zaadul Ma’ad, posisi hubungan suami istri terbaik menurut syariat Islam yaitu suami berada di atas tubuh istri.
Posisi ini menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya. Sebagaimana firman Allah SWT:
“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan.” (QS. An-Nisa’: 34).
Cara Berhubungan Suami Istri Sesuai Sunnah
Cara berhubungan suami istri sesuai sunnah dilakukan dengan berbagai etika. Etika berhubungan suam istri dijelaskan oleh Imam Ghazali lewat kitabnya berjudul Al-Adab fid Din.
Secara garis besar, etika dalam cara berhubungan suami istri sesuai sunnah yang dipaparkan oleh Imam Ghazali adalah sebagai berikut:
- Memakai wangi-wangian.
- Mengucapkan kata-kata yang lembut.
- Mengekspresikan kemesraaan.
- Memberikan ciuman yang penuh kasih dan menggelora.
- Menunjukkan kasih sayang.
- Membaca bismillah.
- Tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan.
- Mengenakan selimut atau kain (saat bercinta).
- Tidak menghadap kiblat.
Di samping cara berhubungan suami istri sesuai sunnah seperti yang dijelaskan Imam Ghazali di atas, kamu juga perlu membuat kamar jadi senyaman mungkin. Menambahkan aroma ruangan yang menyegarkan dan menenangkan juga sangat dianjurkan. Kolaborasi antara bahasa verbal dan bahasa tubuh juga akan membuat kondisi psikis lebih baik.
Amalan Sebelum Berhubungan Suami Istri
Tak hanya mengetahui cara berhubungan suami istri sesuai sunnah seperti yang dipaparkan di atas, kamu juga perlu mengetahui amalan yang sebaiknya dilakukan sebelum jimak. Amalan tersebut adalah sebagai berikut:
- Sunnah membaca basmalah
- Membaca surat Al-Ikhlash.
- Membaca kalimat akbir dan tahlil.
- Membaca doa. (Akan dijelaskan di bawah)
- Memakai penutup atau selimut.
- Hindari menghadap ke arah kiblat.
- Memulai dengan kecupan mesra.
Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri
Sebelum melakukan cara berhubungan suami istri sesuai sunnah, dianjurkan untuk membaca doa agar mendapat limpahan berkah dari Allah SWT.
Doa berhubungan suami istri ini juga diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berikut ini:
Bismillahil ‘aliyyil ‘azhim. Allahummaj’alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbi. Allahumma jannibnis syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtani.
Artinya:
” Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.”
5 dari 5 halaman
Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Suami Istri
Dalam Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghozali, berhubungan suami istri boleh dilakukan empat hari sekali tergantung kebutuhan. Sebagian ulama ada yang mensunahkan berjimak pada hari Jumat.
Ada pula ulama yang menghukumi makruh bagi orang yang berhubungan badan pada awal bulan, tengah bulan, dan akhir bulan. Disebutkan bahwa setan akan menghadiri jimak yang dilakukan pada malam-malam tersebut.
Selain itu, ada juga ulama yang mensunahkan hubungan badan pada hari dan malam Jumat sebagai hasil tahqiq terhadap salah satu dari dua ta’wil dari sabda Rasulullah saw:
” Allah akan merahmati orang yang mencuci dan mandi (pada hari Jumat). Dan jika suami ingin berhubungan badan dengan istrinya untuk yang kedua kali, maka hendaknya ia mencuci kemaluannya.”
Tak hanya itu, waktu yang dimakruhkan untuk berhubungan suami istri adalah pada awal malam sampai ia tidak tidur kecuali dalam kondisi tidak suci. Maka dari itu jika ingin tidur atau makan, hendaknya seorang muslim berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhu untuk sholat.
Salah satu sunah yang diajarkan dalam Islam adalah melakukan shalat sunat sebelum berhubungan suami istri. Hal ini dapat dilihat dari hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “Barangsiapa yang ingin berbuat Jima (berhubungan suami istri), maka hendaklah dia berwudhu terlebih dahulu”. Dengan melakukan shalat sunat sebelum berhubungan suami istri, pasangan suami istri dapat memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan dapat menjaga kesucian hati dan jiwa.
Selain itu, sunah lain yang harus diikuti dalam berhubungan suami istri adalah menjaga aurat. Dalam hal ini, Islam menganjurkan pasangan suami istri untuk tidak melakukan hubungan suami istri dalam keadaan tidak berpakaian atau tidak menutup aurat. Hal ini dapat dilihat dari firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 32 yang menyatakan “Dan janganlah kamu mendekatkan zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”.
Selain itu, sunah lain yang harus diikuti dalam berhubungan suami istri adalah menjaga adab dalam berhubungan suami istri. Dalam hal ini, Islam menganjurkan pasangan suami istri untuk tidak melakukan hubungan suami istri dalam keadaan marah atau tidak sopan. Hal ini dapat dilihat dari hadits Rasulullah SAW yang menyatakan “Janganlah kamu berhubungan suami istri dalam keadaan marah”.
Sunah sunah dalam berhubungan suami istri ini diajarkan dalam agama Islam untuk menjaga kesucian hati dan jiwa pasangan suami istri dan untuk memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Dengan mengikuti sunah sunah ini, pasangan suami istri dapat mencapai kesempurnaan jiwa dan hidup dalam kebahagiaan yang sejahtera.